Penggunaan tafsir ini nampaknya membatasi penggunaan sumber penjelas oleh
penafsir dan memunculkan anggapan bahwa tafsir semacam itu adalah tafsir murni
bi al-ma'qul. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui sumber, metode dan
validitas anotasi yang digunakan oleh para penafsir.
Melalui analisis deskriptif, makalah ini menyimpulkan bahwa landasan
epistemologis Durr al-Asrar karya Mahmud Ibn Muhammad al-Hamzawi adalah bi
al-ma'tsur dan bi al- Perpaduan ma'qul, sumber linguistik yang
mendominasi, sehingga menjadikan tafsir bi al-ma'qul atau bi al-ra'y.
Metode yang digunakannya ditafsirkan secara global dan dalam gaya lughawi
dan fiqhi.
Dilihat dari validitas tafsir Mahmud bin Muhammad al-Hamzawi, setelah
diuji dengan teori al-Asil wa al-Dakhil dari Abdul Wahab Fayed, termasuk
dalam tafsir yang benar, baik dari segi sumber kebenarannya.
interpretasinya Atau objek al-Dakhil yang tidak ditemukan dalam penjelasan
dari segi terminologi.
Selengkapnya untuk baca artikel jurnalnya, silakan langsung ke situs
Jurnal at-Tibyan tepatnya Volume 5 No. 2, Desember 2020 atau
klik di sini dengan judul "Epistemological Studies Of Tafseer Without Dots Durr
Al-Asrar by Mahmud Ibn Muhammad Al-Hamzawi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar